Sinopsis Psycho (1960), Karya Alfred Hitchcock yang Tayang di Netflix

Sinopsis Psycho (1960), Karya Alfred Hitchcock yang Tayang di Netflix post thumbnail image

Psycho (1960) merupakan salah satu film paling ikonik didalam histori perfilman dunia. Disutradarai oleh Alfred Hitchcock, film ini merupakan pionir dari film psychological horror.

Dibintangi oleh Anthony Perkins dan Janet Leigh, Psycho bercerita tentang Marion, sekretaris yang kabur dengan mempunyai duit perusahaan sebesar 40.000 USD. Di sedang perjalanannya, Marion memutuskan untuk istirahat di Bates Motel. Motel selanjutnya dilakukan oleh seorang pemuda bernama Norman Bates, tak jauh dari tempat tinggal ia tinggal dengan ibunya yang sakit.

Dalam publikasinya, Alfred Hitchcock memicu trailer yang jauh berlainan dengan template trailer zaman sekarang. Melalui video hitam putih, Alfred hanya tunjukkan motel lokasi syuting dari filmnya. Judulnya yang singkat termasuk sengaja dipilih sedemikian rupa untuk tidak membatasi ekspektasi penontonnya.

Sebagai film yang minim budget (806.947 USD), diproduksi dengan visual hitam putih, dan storyline yang memadai simpel di permukaan; apa sebenarnya yang memicu Psycho masih jadi film suspense paling baik selama masa?

Pioneer Film Psychological Suspense Dalam Sejarah Perfilman

Kembali terhadap tahun 1960, Psycho merupakan format film revolusioner dan inovatif. Film ini merupakan pioneer dari film suspense dengan sentuhan psikologi dengan screenplay dan visual yang penuh dengan teka-teki dan arti tersembunyi.

Ketika terhadap masanya industri perfilman didominasi dengan film keluarga dan romansa yang populer, Hitchcock memicu gebrakan yang “bertanggung jawab” atas berkembangnya seni layar lebar. Hitchcock seakan mengajak para penikmat film untuk mengasah kemampuan mereka didalam nikmati dan menginterpretasi sebuah karya film. Dimana seorang pembawaan didalam film punyai kompleksitas peran.

Psycho merupakan awal dari berbagai film horror dengan sentuhan psikologi yang saat ini lebih variatif. Storyline yang disediakan termasuk memiliki kandungan berbagai babak dan layer cerita yang lebih kompleks dibandingkan berbagai film yang rilis terhadap era tersebut. Bahkan secara tekun beri tambahan peringatan terhadap penontonnya untuk saksikan dari awal sampai akhir, atau tidak usah saksikan sama sekali.

Baca juga:

Review Film “Oppenheimer”: Antara Dosa, Kemajuan Teknologi, dan Peperangan

Film Indonesia yang Diangkat dari Kisah Nyata

Adegan Kamar Mandi yang Ikonik

(Warning spoiler) Sekalipun sebagian dari kami belum saksikan Psycho, pasti tidak asing ulang dengan adegan shower diiringi dengan teriakan wanita dan gesekan violin yang memekik. Ada alasan mengapa adegan satu ini sangat ikonik; dikarenakan sebenarnya ini adalah pertama kalinya adegan pembunuhan di shower diperlihatkan didalam sebuah film.

Adegan inilah yang menciptakan mimpi jelek baru bagi kami selagi sedang mandi dengan mata tertutup. Konsep dari adegan ini termasuk dieksekusi dengan unsur visual yang sinkron dengan scoring dari instrumen gesek yang memekik. Teknik pengambilan gambar dan gerakan menusuk pisau yang sebenarnya nanggung, diakselerasi dengan editing yang tajam dan tegas.

Pada masanya, film dengan adegan sadis yang berlebihan belum masuk ke bioskop. Alfred tetap membayangkan psikologi penontonnya dengan tidak mengeksekusi adegan ini secara berlebihan, namun meyakinkan kengerian yang hendak disampaikan tetap dapat ditampilkan terlepas dari berbagai keterbatasan. Karena di-edit dengan filter hitam-putih, Alfred pun memakai selai coklat sebagai darah.

Akting Anthony Perkins dan Janet Leigh yang Melebihi Ekspektasi

Sebagai film dari tahun 60-an, Anthony Perkins dan Janet Leigh menghadirkan akting yang melebihi ekspektasi. Hal ini dapat nampak mengerti jika dibandingkan dengan pembawaan pendukung lainnya yang masih kaku dan sedikit dramatis.

Penampilan Anthony Perkins seharusnya beroleh apresiasi lebih. Ia berhasil membawakan pembawaan Norman Bates yang manis dan sempat mengambil hati penonton. Mulai dari mimik dan pembawaannya selagi berbicara, dengan latar sebagai seorang lajang yang harus menjaga ibunya yang sedang sakit sendirian.

Sementara Janet Leigh berhasil masuk nominasi Oscar sebagai Best Supporting Actress. Ia termasuk dapat tunjukkan mimik muka dengan sejuta arti meski tanpa dialog. Interaksi Marion dan Norman di area kerja Norman merupakan salah satu scene dengan dialog yang berbobot. Pada porsi ini termasuk menjadi diperlihatkan pembicaraan psikologi yang menarik antara ke dua pembawaan ini.

Visual Noir dan Skoring Suspenseful Dalam Produksi Film

Produksi film Psycho memiliki daya tarik estetika tersendiri. Menggunakan visual hitam-putih sengaja dipilih oleh Hitchcock untuk “menyensor” adegan kekerasan yang berlangsung didalam film. Visual ini termasuk mengakibatkan nuansa noir yang kental. Ada berbagai adegan dengan pencahayaan khusus yang mengakibatkan bayangan artistik. Penampakan yang gelap dan kelam termasuk jadi salah satu faktor masyarakat keadaan tidak nyaman dan suspense didalam film ini.

Satu faktor memproduksi yang membantu ikoniknya film Psycho adalah skoring yang dikomposisi oleh Bernard Herrmann. Musik yang disediakan tak hanya sebagai musik latar, namun nampak sekali usaha Bernard untuk menciptakan musik yang dapat beri tambahan identitas bagi film Psycho.

Itu tadi berbagai alasan mengapa Psycho sampai saat ini masih diakui sebagai film paling baik yang dulu ada. Psycho telah dapat ditonton termasuk di Netflix.

Related Post